Tradisi lebaran kupat (bodo kupat)

Daftar Isi

Tradisi Bodo Kupat dalam Masyarakat Jawa

Gambar Ketupat


Lebaran kupat atau “bodo kupat” dalam bahasa jawa masih terdengar bahkan sebagian masyarakat di kampung saya masih melaksanakannya hingga saat ini. Namun saat ini  ada perbedaan dalam menentukan hari pada pelaksanaannya, ada yang hari 7 syawal, dan ada juga pada 8 syawal. Walaupun terdapat perbedaan dalam pelaksanaannya yang jelas istilah tersebut masih melekat pada masyarakat terkhusus “jawa” dan masih dilakukan hingga saat ini. Biasanya masyarakat di kampung saya merayakan dengan membuat ketupat dan siap disantap dengan lauk mulai dari lodeh, rendang dan macam-macam sesuai selera dan kemampuan tentunya. Dan kenikmatan akan lebih terasa apabila dimakan rame-rame ngumpul bareng keluarga. sebenarnya ada ritual sebelum lebaran kupat ini yang banyak tidak difahami oleh masyarakat awam  dikampung saya, yaitu puasa syawal.

Puasa syawal merupakan puasa sunah yang dilakukan pada bulan syawal selama 6 hari. Hal ini berdasarkan salah satu hadits Nabi Muhammad SAW:


مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْر

Artinya: “Barangsiapa yang berpuasa Ramadan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka baginya (pahala) puasa selama setahun penuh.” (HR Muslim).

Berdasarkan hadits tersebut terdapat keutamaan yang luar biasa bagi yang melaksanakan puasa syawal selama 6 hari, namun perlu difahami bahwa puasa syawal dalam hadis tersebut didahului  puasa ramadhan terlebih dahulu, jadi jika masih memiliki hutang puasa ramadha karena udzur maka diperioritaskan puasa qadha terlebih dahulu untuk memperiotaskan yang wajib.

Kembali ke lebaran kupat tadi kalau dilihat secara historis, tradisi ini merupakan yang diajarkan kanjeng sunan kepada masyarakat dimana pada hari 2 syawal mulai berpuasa sampai hari ke 7. Baru kemudian hari ke 8 lebaran kupat setelah selesai melaksanakan puasa syawal selama 6 hari. Jadi saat ini yang masih melekat hanya sebatas lebaran kupatnya dan hilang kesakralannya karena tidak didahului puasa syawal terlebih dahulu. Lhooo kalau begitu berat ya? orang masih lebaran langsung puasa? Memang cukup berat bagi yang belum terbiasa, karena biasanya tradisi di kampung kami lebaran itu mulai 1 syawal sampai 5 bahkan 6 syawal. Tradisi lebaran disini yaitu silaturahmi keliling berkunjung kepada keluarga, tetangga, dan kerabat lainnya untuk bermaaf-maafan, ditambah ada banyak hidangan kue dan aneka makanan lainnya. Kan Cuma makanan masak berat? Hehe, bagi saya cukup berat karena belum mampu melaksanakannya mulai 2 syawal sampai ke 7, tapi bagi yang sudah terbiasa ya gak masalah. Jadi solusinya dilatih dulu atau bisa dilakukan dihari lain pada bulan syawal dan boleh tidak berturut-turut.

Jadi sebenarnya kalau dikaitkan lebaran kupat ini harus memahami juga dengan puasa syawalnya seperti yang diajarkan kanjeng sunan. Mungkin perlu disampaikan kepada masyarakat bahwa ada nilai kesakralan yang hilang jika langsung lebaran tanpa didahului puasa. Memang nggak boleh ya kalau tidak puasa langsung lebaran kupat? Tentu boleh-boleh saja, wong namanya juga puasa sunah jadi tidak apa kalau tidak dilaksanakan, Cuma ada kesakralan yang hilang karena ada ritual yang terlewatkan. Yang penting pertama harus difahami terlebih dahulu kalau ada rangkaian ibadah puasa sunah yang keutamaannya luar biasa bagi yang menjalankan sesuai hadits di atas. Namun lagi-lagi perlu pemahaman yang benar, dan niat serta I’tikad yang kuat bagi yang mau melaksanakannya. Karena setelah sebulan menahan dari yang membatalkan puasa selama ramadhan, kemudian disambut dengan hari raya idul fitri merupakan salah satu hari yang diharamkan berpuasa kita dianjuurkan puasa kembali pada hari kedua syawal. Pada sisi ini kita diajarkan mengendalikan kembali nafsu kita setelah diperbolehkan makan dan minum untuk berpuasa kembali ditengah banyak hidangan dan keramaian dalam perayaan idul fitri.

Mudah-mudahan kita diberikan kekuatan oleh Allah SWT untuk melaksanakan puasa sunnah syawal, walaupun belum mampu pada hari ke 2-7 syawal setidaknya pada hari yang lain pada bulan syawal. Aamiin ya robbal ‘alamiin, wallahua’lam bisshaawab.

Posting Komentar