Renungan di Bulan Ramadhan: Mendadak Ramai

Daftar Isi

 Fenomena Mendadak Ramai di Bulan Ramadhan

Ramadhan yang datang setahun sekali sebagai bulan yang ditunggu-tunggu bagi orang-orang Islam di seluruh penjuru dunia. Ramadhan merupakan bulan untuk melaksakan salah satu perintah wajib dari Allah yaitu ibadah puasa selama satu bulan. Ramadhan yang memiliki banyak keistimewaan sebagaimana dijelaskan dalam Alqur’an ataupun Hadits diantaranya Ramadhan sebagai bulan rahmat, bulan pengampunanan, bulan mulia dan lain sebagainya. Ketika bulan ramadhan banyak hal yang mendadak ramai, Apanya yang ramai? Berikut beberapa tempat yang mendadak ramai di bulam ramadhan.

1.    Masjid atau Musholla

Gambar Jamaah  Shalat di masjid ramai saat ramadahan
Masjid dan musholla memasuki bulan ramadhan mendadak ramai; Pertama, shaf atau barisn orang shalat berjamaah bertambah panjang dan banyak, terutama di awal-awal ramdahan. Masjid yang biasanya shalat duhur berjamaah berisi satu baris mendadak ramai menjadi 2 atau bahkan 3 baris panjang. Kedua, ramai orang yang tadarus Alqur’an, biasasanya sore menjelang berbuka, malam hari setelah shalat tarawih, atau pagi hari sesudah shalat subuh. Suara speaker yang menembus batas-batas wilayah saling menyahut dari masjid/musholla satu ke masjid/musholla lainnya menambah ramai suara melintas di udara. Kajian-kajian subuh, atau kultum ramadhan juga banyak peminatnya tidak seperti hari biasanya. Keramaian tersebut seolah-olah sebagian besar kita merasa ringan menggerakkan anggota badan untuk beribadah.

2.    Jalan raya

padatnya kendaraan di jalan raya saat sore ramadhan
Jalan raya di bulan ramdahan sering terlihat ramai bahkan macet pada titik-titik tertentu terutama di sore hari. Banyak orang-orang berpuasa yang keluar sore dengan berbagai motifnya masing-masing. Ada yang  karena momong (mengasuh) anak kecil yang belajar berpuasa, ada yang sekedar numpang nongkrong saja, atau para orang tua yang keluar nyari takjil untuk berbuka, yang jelas kepadatan lalu lintas di jalan pada saat bulan ramadhan mendadak ramai juga.

3.    Jualan Makanan

Gambar berburu takjil saat ramadhan

Lapak-lapak jualan makanan ketika bulan ramdahan tiba-tiba hadir di pinggir-pinggir jalan. Mulai dari jualan takjil (makanan-makanan ringan untuk buka puasa) yang beraneka ragam, macam-macam es, dan sayur siap saji. Lapak jualan makanan ini mendadak ramai mulai puasa pertama hingga akhir ramadhan. Biasanya sore hari hingga menjelang berbuka banyak pembeli yang silih berganti berburu takjil untuk berbuka puasa. Tentu ini menjadi peluang usaha tahunan bagi para penjual untuk mengais rizki di bulan ramadhan, karena konsumen yang mayoritas sedang berpuasa setiap sore banyak yang membeli takjil untuk disantap buka puasa.

4.    Pasar

Pasar pun mendadak ramai pembeli, transaksi berbagai jenis barang dan makanan meningkat, apalagi ketika menjelang lebaran, mulai dari pasar tradisional hingga supermarket besar, toko-toko pakaian sampai marketplace yang menyediakan belanja online juga mulai ramai pembeli. Biasanya para kurir barang akan mengalami overload ketika mendekati lebaran karena meningkatnya pesanan konsumen yang belanja onliine.

 

Terbesit pertanyaan dalam diri ini kenapa semuanya mendadak ramai pada bulan Ramadhan?

Mumpung di Bulan Ramadhan

Ketika masjid dan musholla ramai, mungkin dengan berasumsi mumpung bulan ramadahan yang penuh dengan keistimewaan orang-orang berlomba-lomba untuk meningkatkan amal ibadahnya. Dengan harapan ibadah pada bulan ramadhan akan dilipat gandakan pahalanya. Namun mengapa ketika dipenghujung ramdahan masjid dan musholla mulai berkurang jamaahnya karena ditinggal berburu diskon di mall, sibuk lembur mempercantik rumah atau sibuk menyiapkan kue untuk persiapan lebaran. Padahal “Pada sepuluh terakhir bulan Ramadlan, Rasulullah Saw lebih giat beribadah melebihi hari-hari selainnya” (HR. Muslim).

 

Kalau bulan ramadhan banyak disampaikan sebagai bulan latihan, penggemblengan bagi setiap muslim, lantas bagaimana kelanjutan setelah ramadhan berakhir. Masjid dan musholla kembali seperti sedia kala yang sepi dengan suara tadarus Alqur’an dan shaf shalat berjamaah lima waktu pun kembali berkurang. Apakah ibadah juga seperti pohon yang memiliki musim gugur, musim semi dan musim berbunga? Kalau seperti itu, apakah puasa ramadhan kita sudah mampu untuk meluluskan para pelakunya menjadi manusia yang bertakwa seperti yang termaktub dalam firman-Nya?

 

Ketika puasa ramadhan, transaksi jual beli di pasar dan penjual makanan menigkat drastis. pada dimensi ekonomi sepertinya jiwa konsumtif juga mengalami peningkatan. Pengeluaran sehari-hari yang seyogyanya berkurang atau minimal sama pada bulan-bulan sebelumnya, namun ketika berpuasa malah membengkak dengan berbagai keinginan makanan, minuman dan barang lainnya. Mungkin bagi para penjual dengan berasumsi mumpung bulan ramadhan untuk menambah pendapatan dengan dagangannya, dan bagi pembeli mumpung ramadhan kesempatan untuk menikmati berbagai makanan yang tidak atau jarang dikonsumsi atau barang yang tidak dibeli pada bulan-bulan lainnya. Lantas apakah puasa kita sudah mampu menjadi perisai dari berbagai dorongan nafsu? Atau jangan-jangan kita masih belum mampu mengendalikan nafsu dari berbagai keinginan untuk memuaskan diri.

Sepertinya puasa kita hari ini masih sebagai rutinitas keagamaan tahunan yag belum mampu berdampak pada perubahan perilaku yang baik, pikiran yang benar dan hati yang bersih. Mungkin juga puasa sebagai perisai diri kita masih terlalu tipis terhadap gempuran nafsu yang mudah menembus sehingga banyak kelalaian yang kita lakukan. Perang masih akan berlanjut, selama kita masih menghembuskan nafas dibumi ini genderang perang setiap saat akan ditabuh. Maka kita masih membutuhkan usaha yang keras untuk mempertebal perisai tersebut dalam menjalani perang panjang dengan NAFSU kita masing-masing.

Wallâhua’lam Bishawâb

Posting Komentar