Pendidikan Sebagai Investasi
Orientasi Pendidikan Saat ini
Pergeseran paradigma sebagian masyarakat tentang pendidikan saat ini mulai sering terdengar ditelinga kita. Pendidikan dianggap sebagai sesuatu yang menghabiskan waktu, biaya, dan belum tentu langsung bisa bekerja. Masyarakat yang menganggap bahwa menempuh pendidikan untuk bekerja tidaklah sedikit. Sering kita mendengar kuliah dimana? Nanti bisa apa? Kalau lulus bekerja dimana? dan seterusnya. Pertanyaan-pertanyaan itu tidak sedikit yang berakhir dan berujung pada pilihan sikap untuk lansung mencari pekerjaan setelah lulus sekolah baik tingkat SD/SMP/SMA sederajat. Keengganan untuk melanjutkan pendidikan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi dianggap sebagai membuang waktu dan biaya.
Salah satu data yang diungkapkan (wawancara) alumni SMA Negeri 6 Kota Lubuklinggau bahwa kurang lebih 75% dari siswa kelas XII yang tidak ingin untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Dengan berbagai latar belakang dan alasan seperti disebutkan di atas. Memang tidak salah jika berfikir demikian, namun perlu beberapa pertimbangan yang mungkin bisa dijadikan sebuah renungan dan motivasi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Pendidikan Sebagai Investasi
Pendidikan merupakan sebagai salah satubentuk investasi jangka
panjang. Investasi dalam benak fikiran kita pasti yang berkaitan dengan uang, ataupun
modal lainnya. Namun beberapa pernyataan bahwa salah satu bentuk investasi
adalah pendidikan, benarkah demikian? Mengutip dari teori human capital
Modern yang menyatakan bahwa proses mendapat pengetahuan dan keterampilan
melalui pendidikan bukan sebagai bentuk konsumsi semata, namun juga sebagai
sebuah investasi (Kasful Anwar:tt). Investasi dalam pendidikan dalam teori
tersebut dapat dilihat pada skala makro pendidikan, mikro pendidikan, dan
proses belajar mengajar di kelas. Dalam sekala makro investasi pendidikan
memiliki cakupan yang lebih luas yaitu untuk pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan bangsa. Selain itu, pendidikan sebagai investasi bukan hanya untuk
pemerintah atau bangsa (makro), namun juga untuk individu peserta didik yang
bersangkutan (mikro).
Beberapa kasus dimasyarakat menganggap bahwa pendidikan tidak menjamin kesuksesan dalam sudut pandang ekonomi (kekayaan). Dengan alasan bahwa banyak orang tidak berpendidikan tinggi lebih sukses (kaya) dan menjadi bos dalam perusahaan-perusahaan. Disini kita akan menguji apakah itu sebagai kebenaran atau pembenaran semata. Kalau memang ada yang seperti kasus tersebut mungkin bisa dibandingkan dengan jumlah orang sukses dari latar belakang pendidikannya, Kira-kira akan banyak mana jumlahnya. Mungkin saja pendidikan tidak menjamin 100% gaji atau kekayaan yang lebih tinggi, pekerjaan yang lebih layak, namun setidaknya pendidikan memperbesar peluang tersebut. Sebagaimana pendapat Schultz (1987) (Sapitri Siregar dkk: 2022) bahwa hasil investasi pendidikan setiap individu tidak sama, hasil tersebut dapat dimanfaatkan dalam waktu yang berbeda-beda, ada yang cepat ada yang lambat, ada yang stagnan tetapi ada juga yang meningkat.
Sisi lain investasi pendidikan tidak hanya dilihat pada aspek materil saja, namun pendidikan menyentuh aspek-aspek moril pada setiap individu peserta didik. hal ini dapat dilihat dari pendidikan itu sendiri sebagai usaha untuk membimbing pengembangan potensi yang melekat pada individu peserta didik baik dari sisi intelektual, emosional, maupun fisik atau keterampilannya. Jadi pendidikan sebagai investasi merupakan suatu hal yang penting dan memberikan manfaat dalam jangka waktu yang panjang (seumur hidup peserta didik). Selain untuk meningkatkan daya saing individu dan bangsa, memperbesar peluang mendapatkan penghasilan atau pekerjaan yang layak dan meningkatkan kualitas hidup manusia, pendidikan juga untuk membangun cara berfikir serta memperoleh nilai-nilai yang diperlukan dalam kehidupan pribadi, masyarakat dan profesionalnya.
Posting Komentar