Khutbah Jum'at: Makna Kesucian ramadhan
Menjaga Kesucian Ramadhan dengan Membersihkan Jiwa
اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ
السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا
اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ
أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و
سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ
وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَاأيُّهَا
الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ،
قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ
الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ
أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ
فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Hadirin
sidang jum’at rahimakumullah
Pada hari ini kita berada di bulan ramadhan 1446 H, tentu patut kita syukuri karena kita masih diperkenankan Allah swt menjumpai
ramadhan hingga detik ini. dalam kehidupan sehari-hari kita sering menyebut bulan ramdhan sebagai bulan suci. maka muncul pertanyaan dalam diri kita mengapa disebut bulan suci? diantara beberapa alasannya yaitu karena bulan ramadhan memiliki keistimewaan spiritual yang sangat tinggi
dalam Islam. Beberapa keistimewaannya yaitu pada bulan ramadhan adalah bulan di
mana Al-Qur'an pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai
petunjuk bagi umat manusia (QS. Al-Baqarah: 185).
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى
لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ
الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ
مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ
الْعُسْرَۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا
هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ ١٨٥
Terjemahannya: Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya
diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh
karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan
musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan
(lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang
ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu
dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu
bersyukur.Keistimewaan lain yaitu di dalam
bulan Ramadhan terdapat malam Lailatul Qadar, yang lebih baik daripada seribu
bulan (QS. Al-Qadr: 3). Malam ini penuh dengan keberkahan dan ampunan dari
Allah SWT.
Selain
itu, Ramadhan juga disebut sebagai bulan pengampunan dosa, bulan ramadhan adalah bulan yang penuh rahmat, di mana Allah
SWT membuka pintu ampunan seluas-luasnya bagi umat-Nya yang bertaubat dan
beribadah dengan ikhlas. Hal ini sebagaimana hadits nabi
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ
إيْمَا نًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ ومن قام ليلةَ القَدْرِ
إيمانا واحتسابا غُفِرَ له ما تقدَّم مِنْ ذَنْبِهِ
Terjemahannya:
“Siapa yang menghidupkan bulan Ramadhan (dengan puasa atau ibadah) dengan iman
dan mengharap pahala dari Allah Swt. maka diampuni dosanya yang telah lalu, dan
siapa yang menghidupkan (beribadah) malam lailatul qadar dengan iman
dan mengharap pahala dari Allah subhanahu wata’ala maka diampuni
dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan segala keistimewaan ini, Ramadhan
disebut sebagai bulan suci yang penuh dengan rahmat, keberkahan, dan ampunan.
Hadirin sidang jum’at rahimakumullah
Lantas apakah
yang suci pada bulan ramadhan?
Kesucian
bulan Ramadhan bukan dalam arti fisik, tetapi lebih kepada makna spiritual dan
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. kesucian Ramadhan terletak pada nilai-nilai
ibadah, spiritualitas, keberkahan, dan kesempatan untuk kembali ke jalan yang
benar dengan hati yang lebih bersih. Menyucikan Ramadhan berarti menjalani
bulan ini dengan penuh kesadaran, ketakwaan, dan ibadah yang benar agar
benar-benar menjadi bulan suci dalam arti spiritual. Menyucikan ramadhan dengan
berusaha menyucikan diri kita sebagai manusia yang tentunya tidak luput dari
dosa.
1.
Mensucikan Ramadhan dimulai dengan Niat
Dulu ketika
kita masih anak-anak dilatih oleh orang tua kita untuk puasa Entah karena
faktor takut dengan orang tua, malu dengan teman sebaya, atau karena ingin
hadiah yang dijanjikan ayah atau ibu kita menjadikan kita sudah terlatih
melaksanakan puasa. Namun ketika dewasa
atau bahkan tua tidak
ada yang memberi hadiah kita seperti dulu, kita bisa menutupi ketidakpuasaan
kita untuk menghindari malu dengan masyarakat, dan orang tua kita menjadi tidak
kita takuti karena kita merasa sudah besar, sudah dewasa dan seterusnya. Disinilah mulai
muncul kesadaran bahwa puasa adalah kewajiban/ketundukan/kecintaan kita sebagai
seorang hamba kepada Allah. Jadi niatkan puasa dan ibadah di bulan Ramadhan
semata-mata karena Allah SWT, bukan karena hadiah, takut dengan manusia atau
sekedar kebiasaan atau karena tekanan sosial. Perbaiki niat kita bahwa puasa
merupakan sebagai salah satu usaha kita untuk meningkatkan keimanan dan
ketakwaan.
2.
Mensucikan Ramadhan dengan Penyucian jiwa
Puasa Tidak
hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menjaga diri dari perkataan dan
perbuatan buruk. Rasulullah SAW bersabda: "Banyak orang yang berpuasa,
namun tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya selain rasa lapar dan haus."
(HR. Ahmad) maka perlunya kita melatih diri kita dibulan ramdhan ini untuk
melakukan tazkiyatunnafs.
Ketika berpuasa
kita sering mengurangi atau bahkan menghilangkan kebiasaan buruk kita seperti ghibah
(menggunjing), fitnah, dan perkataan kotor, menjaga hati dari iri, dengki, dan
kebencian. Kita yang terbiasa atau sering marah dan berkata kasar, ketika puasa
mulai belajar untuk menahan dari amarah dan berkata kasar. Kita yang sering
membicarakan aib orang lain, ketika puasa mulai dilatih menahan lisan kita.
Kita yang semula terbiasa dengan ucapan bohong, ketika puasa belajar menahannya
dan berusaha untuk selalu jujur, dan seterusnya. Maka disinilah sebenarnya kita
sedang belajar untuk membuang sifat-sifat kotor di dalam diri kita atau
diistilahkan oleh Imam ghazali dengan Takhalli; yaitu sifat yang harus
ditanamkan dalam diri untuk membersihkan sifat-sifat yang selalu mendukung
terhadap nafsu yang akhirnya selalu menjerumuskan kita kepada dosa. Kita
berusaha membersihkan diri kita dari maksiat, baik yang bersifat lahir dan yang
bersifat batin.
Hadirin sidang jum’at rahimakumullah
Setelah kita
belajar menghilangkan atau meninggalkan dari perkara-perkara keburukan atau
perilaku tercela, selanjutnya kita isi kehidupan kita di bulan ramadhan dengan
perbuatan-perbuatan yang baik. hal ini dalam istilah Imam Ghazali disebut Tahalli; yaitu cara untuk kembali menyucikan jiwa yang
sudah bersih dengan selalu berusaha untuk menjaganya dengan sifat-sifat
terpuji, yakni dengan membiasakan diri agar terus melakukan perbuatan yang baik.
Nilai-nilai puasa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti kesabaran,
kejujuran, dan kedisiplinan, hal ini
untuk melatih kita bukan hanya selama sebulan, tetapi untuk seterusnya. Pada
bulan ramadhan ini biasanya menjadi momentum masyarakat muslim untuk giat dalam
melaksanakan amal ibadah seperti shalat sunnah, membaca alqur’an, memperbanyak
dzikir, bersedekah, membantu sesama dan lain sebagainya.
Setelah takholli
dan tahalli kita lalui, menurut Imam Ghzali aktifitas tazkiyatunnafs
dilanjutkan dengan Tajalli. Tajalli ialah seseorang telah
tersingkap tabirnya antara dirinya dengan Allah swt. Jika manusia sudah
mencapai tahapan ini maka segala yang dilakukan baik itu amal perbuatannya,
tingkah lakunya, ucapannya dan lain sebagainya semata-mata diniatkan hanya
untuk mencapai cinta dan ridho dari Allah swt. (Siti Mutholingah, 2021).
3.
Menutup
Ramadhan dengan yang Baik
Akhir ramadhan,
tantangan untuk beribadah seperti awal ramadhan semakin berat. Hari-hari
mendekati lebaran biasanya kita sering terlupakan dengan momentum akhir
ramadhan. Masyarakat sibuk dengan persiapan lebarannya mulai dari membuat kue,
belanja, menghias rumah dan lainnya. Padahal nabi mengajarkan untuk
meningkatkan ibadah diakhir ramadhan. Disinilah kita berusaha bagaimana agar
tetap mampu untuk mengoptimalkan ibadah hingga akhir Ramadhan, bukan hanya semangat beribadah di
awal ramadhan saja. selanjutnya sebagai bulan suci, ketika ramadhan kita diwajibkan membayar zakat
fitrah untuk menyucikan jiwa. biasanya waktu pembayaran zakat sebagian besar masyarakat dilakukan diakhir ramadhan sebagai penutup ramadhan dengan sesuatu
yang baik dengan menjalankan salah satu rukun Islam yaitu zakat fitrah.
Hadirin sidang jum’at rahimakumullah
Mari kita jaga kesucian ramadhan ini dengan berusaha
membersihkan diri kita baik lahir maupun bathin. dengan cara-cara
ini, ramadhan benar-benar menjadi bulan yang suci, penuh berkah, dan membawa
perubahan positif bagi diri sendiri dan lingkungan, bukan hanya bulan ramadhan
saja, tetapi untuk bulan-bulan selanjutnya. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang mendapat rahmat
dan pertolongan dari Allah subhanahu wata’ala sehingga ibadah puasa tahun ini
akan dapat kita laksanakan dengan sebaik-baiknya. Amin ya rabbal alamin.
باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ،
وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ
كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْن
َ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Posting Komentar