Cara Mendidik Anak Sesuai Umur Menurut Ki Hajar Dewantara

Daftar Isi

 

Gambar Ki Hajar Dewantara

Peralatan Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara

Alat-alat pendidikan atau cara-cara mendidik anak memanglah sangat banyak, namun menurut Ki Hajar Dewantara secara garis besar cara mendidik anak sebagai berikut:

1.      Memberi contoh (voorbeeld)

2.      Pembiasaan (Pakulinan, gewoontevorming)

3.      Pengajaran (leering-wulang wuruk)

4.      Perintah, paksaan, dan hukuman (regeering en tucht)

5.      Laku (zelf beheersching, zelfdiscipline) (gerak/tindakan/perbuatan)

6.      Pengalaman lahir dan batin (ngelakoni, ngerasa, beleving/keyakinan/kepercayaan)

Dari alat-alat pendidikan di atas tidak perlu dilakukan semuanya, artinya alat atau cara mendidik anak tersebut disesuaikan dengan keadaan peserta didik, maka perlu memberikan pertimbangan alat yang digunakan memiliki kesesuaian dengan  umurnya.


Pembagian umur anak menurut Ki Hajar Dewantara

Umur anak menurut keperluan pendidikan dibagi menjadi tiga masa yaitu:

1.      Masa kanak-kanak: umur 1-7 tahun

2.      Masa pertumbuhan jiwa dan pikiran: umur 7-14 tahun

3.      Masa terbentuk budi pekerti dan kesadaran sosial: umur 14-21 tahun.


Cara mendidik anak agar sesuai dengan umurnya menurut Ki Hajar Dewantara pada usia 1-7 tahun dapat dilakukan dengan cara (1) memberi contoh dan (2) pembiasaan. Pentingnya para pendidik, terutama orang tua memberikan contoh yang baik serta membiasakan susuatu yang baik karena pada masa ini anak-anak melewati masa goleden age (masa keemasan) yang menurut para ahli pertumbuhan sel otak anak mengalami peningkatan yang maksimal. Pada masa ini perkataan dan perbuatan orang-orang di sekelilingnya terutama orang tua menjadai dasar dalam pembentukan perilaku, watak, dan keterampilan intelektual anak (Rijkiyani dkk: 2022). Lebih lanjut menurut (Fatimah:2021) pada saat anak-anak walaupun dia belum bisa mengekspresikan secara verbal (apa yang dia pikirkan dan rasakan) tapi dia sudah bisa menerima semua informasi yang  ditangkap oleh panca indranya.

Sedangkan pada usia 7-14 tahun dididik dengan cara (3) pengajaran dan (4) perintah, paksaan, dan hukuman. Karena pada masa ini menurutnya merupakan masa pertumbuhan jiwa dan pikiran anak. Pentingnya alat pendidikan pengajaran, perintah, paksaan ataupun hukuman pada masa ini sebagai antisipasi masa-masa transisi anak ke remaja. Ki Hajar Dewantara lebih lanjut menjelaskan bahwa hukuman yang diberikan adalah dalam rangka mendidik, bukan menyiksa anak. Jadi dalam pemberian hukuman disesuaikan dengan pelanggaran yang dilakukan anak serta berorientasi pada tujuan mendidik anak. Beliau tidak menyarankan menghukum anak seperti lari lapangan sampai berulang kali, berdiri di bawah terik matahari karena hanya akan menumbuhkan sifat kebencian anak. Hukuman merupakan pilihan alat pendidikan terakhir ketika alat pendidikan yang lain sudah tidak ada lagi atau  tidak bisa lagi  digunakan untuk mendidik anak. Artinya hukuman sebagai alat pendidikan tetap diperbolehkan dengan memperketat cara penggunaannya.

Sedangkan pada usia 14-21 tahun dimana masa ini anak mulai membentuk budi pekerti dan kesadaran sosial maka dapat ddidik dengan cara laku dan pengalaman baik lahir maupun batin. Jadi pada masa ini anak sudah banyak dididik dengan ngelakoni (melakukan), ngerasa (merasakan), dan beleving.

Berdasarkan uraian mengenai peralatan pendidikan (cara mendidik) di  atas, Ki Hajar Dewantara memberikan penekanan agar dalam proses pendidikan harus difahami psikologi perkembangan anak. Karena dengan pemahaman tersebut, seorang pendidik dalam melaksanakan tugasnya dapat menyesuaikan alat-alat pendidikan yang digunakan sesuai dengan masa perkembangan anak.

Posting Komentar