Mas Bedoy dan Keramat Rotib

Daftar Isi

Cerita Mas Bedoy dan Keramat Rotib

Cerita Mas Bedoy dan Keramat Rotib

Di waktu senggang saya bersilaturahmi dengan guru kami di salah satu pondok pesantren di Kota Lubuk Linggau. Dan ternyata disitu juga ada tamu lain yang sudah datang. Beliau akrab dengan panggilan mas bedoy. Kamipun ngbrol bersama penuh dengan keseriusan diiringi dengan canda tawa bersama. Di tengah obrolan mas bedoy yang aktif bercerita mengisahkan kembali bagaimana beliau bisa dekat dengan Kyai di pondok tersebut. Mas bedoy bercerita bahwa dulunya tinggal disalah satu kelurahan yang lingkungannya cukup terkenal rusak dengan berbagai macam hal-hal buruk seperti mabuk dan narkoba, hingga tempat tersebut diplesetkan dengan sebutan Sarang Setan. Namun semenjak beliau ngaji dengan Kyai dipondok tersebut beliau mulai aktif dengan membantu berbagai kegiatan dipondok. Mulai dari pembersihan sekitar pondok, pembangunan dan kegiatan ngaji rutin malam. Sehingga beliau memutuskan untuk nyantri kalong dipondok tersebut untuk belajar membaca alqur'an, masalah hukum (fikih) serta rutinan membaca rotib dan maulid (biasanya yang dibaca Rotibul Hadad dan Maulid Habsy/Simtudduror) . Beberapa teman dari lingkungannya pun berhasil diajak untuk ikut mengaji di pondok tersebut. dan akhirnya dengan waktu yang cukup lama mas bedoy mendirikan majelis di tempat tinggalnya dengan agenda rutin satu minggu sekali membaca rotib dan maulid serta diisi kajian agama oleh Kyai pondok. Jamaahnya lambat laun mulai bertambah, hingga mas bedoy akhirnya bisa memimpin kegiatan rutinannya tersebut hingga sekarang. beliau berharap lingkungannya yang dulu dikenal sebagai Sarang Setan suatu saat akan berubah menjadi Sarang Santri.

Banyak kejadian dalam sepanjang perjalanan majelisnya yang dia ceritakan dimana mas bedoy oleh warga lingkungannya sering untuk dimintai pertolongan ketika ada orang kerasukan, atau sedang sakaratul maut. Mas bedoy sendiri mengaku nggak bisa baca apa-apa kecuali rotib dan maulid yang diijazah-i oleh Kyai pondok untuk selalu rutin dibacanya. hingga suatu ketika ada orang yang sedang sakaratul maut (dalam Islam: menjelang kematian atau saat ruh akan berpisah dengan jasad) dan meminta mas bedoy untuk mendoakannya. Dengan lugu mas bedoy mengugkapkan sebenarnya bingung mau dibacakan apa, karena yang dia bisa hanya rotib. Dengan yakin dan mengingat kembali pesan dari kyai tentang fadhilah rotib tersebut, lantas dibacakan rotib olehnya memohon kepada Allah agar mudah dalam proses keluarnya ruh dari jasadnya. Diwaktu lain mas bedoy juga bercerita ada orang yang kerasukan, mas bedoy dipanggil untuk mengusir jin di dalam tubuh orang yang kerasukan tersebut, lagi-lagi sama mas bedoy yakin untuk dibacakannya rotib tersebut, dan alhamdulillah mas orangnya kembali sadar (timbal mas bedoy). hingga dia mengaku ketika menjalani tes disebuah instansi untuk pekerjaan yang dilakukannya bukan belajar soal-soal ujian namun hanya membaca rotib. Mas bedoy pun mengaku sangat yakin amalan yang dibacanya mampu memberikan kemudahan-kemudahan pertolongan dari Allah. dan menurutnya itu terbukti dalam banyak hal yang dilaluinya. Keyakinan mas bedoy terpatri dalam karena amalan itu diberi oleh kyai pondok yang sangat di takdzimi oleh mas bedoy.

Lantas ditengah ceritanya saya nanya sama mas bedoy, apa nggak ada bacaan lain mas bedoy untuk mengatasi masalah-masalah itu? Mas bedoy menjawab, nggak ada mas, cuma itu yang saya bisa dan yakin dengan amalan itu Allah mempermudah hajat kita, pokoknya yakin karo Gusti Allah mas, amalan itu dari Kyai nggak smbarangan dan terus saya baca setiap hari, karena saya sudah yakin keramat rotib dari Kyai.

Saya: sambil senyum dan menunduk ngomong sama Kyai pondok: sepertinya tingkat keyakinannya mas bedoy sudah langsung jalur langit ya Kyai? Kyai pondok hanya senyum menoleh saya dan mas bedoy.


Posting Komentar