Jenis Ilmu dan Keutamaan Ilmu
Jenis-Jenis Ilmu dan Keutamaan Ilmu
Tulisan ini merupakan salah satu materi perkuliahan yang disampaikan oleh Dr. Aibdi Rahmat, M.Ag di kelas. Materi ini disampaikan di awal perkuliahan kami sebagai motivasi dalam belajar atau menuntut ilmu. Beliau menjelaskan terkait tentang jenis-jenis ilmu dan keutamaannya dalam perspektif Islam. Berikut dibahas tentang jenis dan keutamaan ilmu;
Jenis Ilmu ada 3 (Tiga) yaitu:
- Ilmu
yang bersifat bawaan atau sudah diberikan sejak adanya makhluk itu atau dalam
bahasa komputer sudah diformatkan atau
diinstalkan. Ilmu ini disebut dengan naluri, garizah, atau insting.
Insting yaitu pola tingkah laku yang bersifat turun temurun yang dibawa sejak
lahir; kecenderungan pada tingkah laku yang diwarisi dari nenek moyang dan
kebiasaan pada binatang jenis tertentu tanpa pengalaman sebelumnya atau tanpa
tujuan yang mendasar seperti pembuatan tempat tinggal yang khas, mendapat dan
menyimpan serta mencernakan makanan yang mungkin dapat dimanfaatkan pada musim
hujan; daya dorong utama pada manusia bagi kelangsungan hidupnya seperti nafsu
birahi, rasa takut, dorongan untuk berkompetisi; dorongan untuk secara tidak
sadar bertindak yang tepat. Insting dimiliki oleh tumbuhan, hewan dan manusia.
Tumbuhan dan hewan hidup dengan memanfaatkan ilmu jenis ini, seperti tumbuhan
yang dapat menangkap hewan sebagai makanannya. Begitu pula anak itik dapat
berenang tanpa belajar terlebih dahulu dari induknya, serta anak hewan berkaki
empat dapat berdiri dan berlari beberapa saat setelah dilahirkan induknya tanpa
pernah belajar sebelumnya. Insting juga dimiliki manusia, tetapi manusia hidup
dan mengembangkan kehidupannya tidak menggunakan ilmu jenis ini. Ilmu ini hanya
sebagian kecil dimanfaatkan manusia dalam kehidupannya.
- Ilmu
muktasabah, ilmu yang dicari atau dipelajari. Ilmu ini tidak
diperoleh begitu saja ketika manusia dilahirkan ibunya. Jadi untuk ilmu muktasabah
dapat diperoleh seseorang melalui berbagai cara seperti belajar, penelitian
atau eksperimen-eksperimen atau usaha lainnya. Dari sinilah selanjutnya muncul
berbagai disiplin ilmu yang berhasil dicari oleh manusia melalui berbagai
usahanya.
- Ilmu
mauhabah, ilmu pemberian atau diberikan. Ilmu ini diperoleh
seseorang dalam bentuk pemberian atau diberikan Allah kepada orang-orang
tertentu yang selama ini berjuang untuk mendapatkannya atau orang yang pantas
dan siap menerima ilmu ini. Yang termasuk ke dalam kelompok ini yaitu ide,
ilham dan wahyu. Ide diberikan kepada para ilmuwan yang telah bersusah payah
melakukan penelitian atau percobaan untuk mendapatkan pengetahuan yang baru
dalam bidang ilmu yang ditekuninya. Ilham diberikan kepada para ulama yang
sudah berjuang atau berjihad untuk mendekatkan diri kepada Allah, atau ilmu
yang diberikan kepada orang tertentu yang siap untuk mengalami perubahan dan pencerahan.
Wahyu diberikan kepada para nabi dan rasul yang merupakan orang yang dipilih
Allah untuk melaksanakan tugas berupa penyampaian risalah kepada umat manusia.
Keutamaan ilmu:
- Ilmu
merupakan karunia Allah yang bersifat immateri. Karunia yang berupa immateri
jelas lebih baik dari yang materi.
- Ilmu
menjadi keutamaan bagi pemiliknya karena dengan ilmulah si pemiliknya memiliki
keutamaan dan dihargai yang lain. Banyak faktor seseorang memiliki keutamaan
salah satunya adalah ilmu dan inilah keutamaan yang lebih baik dan lebih lama
waktunya dibanding yang lain seperti harta atau kekuasaan. Keutamaan pemilik
ilmu lebih lama waktunya dan bahkan dapat melewati usia kehidupannya. Sedangkan
keutamaan harta serta kekuasaan terbatas sepanjang harta atau kekuasaan itu
dimilikinya. Sementara harta dan kekuasaan mudah hilang dan lenyap. Sedangkan
ilmu lebih sulit hilangnya.
- lmu
dapat membimbing kepada kebenaran, karena ia berasal dari Allah, dan Allah
sumber kebenaran. Oleh karena itu, ilmu harus membimbing pemiliknya kepada
kebenaran.
- Ilmu
dapat menghindari pemiliknya dari kesalahan. Ilmu dapat mengenal mana yang
benar dan yang salah dan tujuan dari mendapatkan ilmu adalah untuk kebaikan dan
kebenaran. Dengan adanya pengetahuan mengenai yang salah seseorang akan terhindar
dari perbuatan salah.
- Ilmu
dapat menyelamatkan pemiliknya dari musibah dan bahaya yang akan menimpanya.
Bagi seorang muslim, ilmu yang dicari adalah yang berasal dari Allah, yang mana
ilmu itu akan menyelamatkannya dalam kehidupannya di dunia dan akhirat.
- Ilmu
dapat membawa pemiliknya untuk bersyukur dan tidak takut kehilangan dengan
memberikannya kepada yang lain. Sementara itu dengan harta orang lebih banyak
bersifat kufur dan enggan memberikannya
kepada yang lain. Karena, harta kalau diberikan kepada yang lain akan berkurang
atau hilang, adapun ilmu tidak demikian adanya
Keutamaan Orang Berilmu dalam Alqur’an
Diantara
ayat Alqur’an yang menjelaskan tentang keutamaan orang berilmu adalah QS.
Al-Baqarah/2:247,269. QS. Ali Imran/3:18. QS. al-Isra’/17:107. QS.
Maryam/19:43. QS. al-Anbiya’/21:7,79. QS. al-Hajj/22:54. QS. al-`Ankabut/29:43.
QS. ar-Rum/30:56. QS. Saba’/34:6. QS. Fatir/35:28. QS. az-Zumar/39:9. QS.
al-Mujadilah/58:11.
يٰٓاَيُّهَا
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ
فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا
يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ
دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ ÇÊÊÈ
Terjemahannya:
“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. QS.
al-Mujadilah/58:11
Setelah perkuliahan selesai beliau memberikan kesempatan kepada
kami untuk mengajukan pertanyaan. Lalu diantara teman kami mengajukan salah
satu pertanyaannya yaitu mengapa di Indonesia masih banyak yang korupsi?
Bukankah mereka adalah orang-orang yang berilmu yang menempati jabatan-jabatan
penting dalam pemerintahan? Kalau keutamaan ilmu dapat membimbing pemiliknya
pada kebenaran dan menghindari dari kesalahan?
Lalu bapak Abdi Rahmat menjawab bahwa ilmu itu hanya sebagai alat
yang menuntun pemiliknya pada kebenaran. Ketika dia melakukan korupsi atau
kesalahan lainnya, sebenarnya pada saat tersebut pemiliknya telah meninggalkan
ilmunya. Dengan ilmu orang menjadi tahu mana yang benar dan mana yang salah,
mana yang baik dan mana yang buruk, ketika sudah mampu membedakan diantara itu,
tinggal apakah dia akan mengikuti ilmunya pada kebenaran dan kebaikan atau
sebaliknya dia meninggalkan ilmunya dengan memilih kesalahan dan keburukan.
Beberapa waktu yang lalu penulis mendengarkan kajian tentang etika
dari Socrates yang disampaikan Fahruddin
Faiz dalam youtubnya MJS chanel dalam ngaji filsafat mendengarkan
jawaban yang hampir mirip dimana salah satu quots yang cukup terkenal dari
Socrates adalah “There is only one Good, knowledge, and one evil, ignorance”
(hanya ada satu kebaikan yaitu pengetahuan dan hanya satu kejahatan yaitu
kebodohan). Tambah pintar/berilmu seseorang pasti tambah baik perbuatan
seseorang, dan sebaliknya tambah tidak pintar/tidak berilmu seseorang maka
perilakunya semakin tdak terkontrol/tidak baik.
Jika ada orang yang dianggap pintar/berilmu melakukan
kejahatan/keburukan menurut Socrates maka pada hakikatnya dia belum
berilmu/bodoh, Karena dia melakukan suatu hal yang bertentangan dengan ilmunya,
dan perbuatan itu akan menghasilkan hidup yang gelisah, sumpek dan tidak nyaman,
dan hanya orang bodoh/tidak berilmulah yang memilih hidup gelisah, tidak nyaman
tersebut.
Jadi berilmu itu bukan hanya sekedar tahu, namun sampai pada korelasi perilaku, seperti ungkapan dalam bahasa jawa “Ngelmu lakune kanthi laku” yang berarti masih belum tuntas penguasaan seseorang atas ilmu, jika belum wujud dalam laku (perbuatan/perilaku).
Wallahu’alam Bishawab
Posting Komentar