Islam Kultural dalam Pemikiran KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
Sekilas Pemikiran Gus Dur tentang Islam Kultural
KH. Abdurrahman Wahid atau yang sering dipanggil Gus Dur merupakan
salah satu tokoh Pemikir Islam di Indonesia selain beliau juga pernah menjadi sebagai Presiden Republik Indonesia. Banyak dari gagasan-gagasan beliau yang
dituliskan dalam buku-buku karangannya, diantara buku karya beliau berjudul
“Islamku Islam anda dan Islam kita”. Dalam buku tersebut terdapat pemikiran Gus
Dur yaitu “penolakannya terhadap formalisasi, ideologisasi, dan syari’atisasi
Islam. Dan sebaliknya, bahwa Gus Dur melihat bahwa kejayaan Islam justru
terletak pada kemampuan agama ini untuk berkembang secara kultural. Dengan kata
lain, Gus Dur lebih mengapresiasi pada upaya kulturalisasi (culturalization)”
Penolakan Gus
Dur terhadap formalisasi, ideologisasi, syari’atisasi Islam memiliki
alasan-alasan tersendiri, diantaranya konsep ideologisasi Islam menurutnya
tidak sesuai dengan perkembangan Islam di Indonesia. Sejarah masuk dan
berkembangnya Islam di Indonesia menjadi pengalaman bagi kita bagaimana Islam
bisa berkembang dengan pesat di Indonesia yang saat ini menjadi penduduk Islam
terbanyak di dunia yang tidak lepas dari strategi dakwah para da’i
ketika itu seperti wali songo.
Menurut Mundardjito dalam pengantar buku “Atlas wali songo” karya Agus Sunyoto
menyatakan bahwa penyebaran Islam yang dilakukan oleh Wali Songo memiliki nilai
sejarah kebudaaan yang penting dan bermakna karena strategi penyebarannya
dijalankan melalui aspek-aspek budaya yang telah lama dianut masyarakat dan
kebudayaan setempat seperti system religi dan kepercayaan, organisasi
kemasyarakatan, pengetahuan, bahasa, kesenian, mata pencaharian, teknologi dan
peralatan”
Jika kita mengingat kembali bagaimana pertumbuhan dan perkembangan Islam di Indonesia sampai terbentuknya Negara Indonesia yang berideologi pancasila menjadi pertimbangan tersendiri bahwa Negara Indonesia terbentuk dengan sebuah proses yang panjang terutama dalam penentuan sebuah ideologi Negara, dimana bukan menjadikan sebagai Negara Islam ataupun Negara komunis. Walaupun kita juga mengetahui bahwa ada peran yang besar umat Islam dalam kemerdekaan Negara Indonesia tersebut.
Gagasan Islam Kultural atau Pribumisasi Islam Gus Dur
Islam
kulural salah satu gagasan Gus Dur pertama kali diungkapkan dengan sebutan
pribumisasi Islam pada tahun 1980-an untuk menggambarkan bagaimana Islam
sebagai ajaran normatif berasal dari Tuhan diakomodasikan ke dalam kebudayaan
yang berasal dari manusia tanpa kehilangan identitasnya masing-masing, sehingga
tidak ada lagi pemurnian Islam atau menyamakan dengan praktik keagamaan
masyarakat muslim ditimur tengah
Istilah
Islam kultural juga sering digunakan untuk menyebut gerakan Islam yang
membedakannya dari Islam struktural. Islam kultural dan Islam struktural itu
ditentukan berdasarkan pembacaan terhadap makna Isam dalam kaitannya realitas
sosio-kultural dan realitas sosial politik yang dihadapi sebagai strategi
Dari beberapa pengertian Islam kultural di atas kita memahami bahwa dalam menanamkan nilai-nilai Islam kepada masyarakat tidak harus kaku, dan bisa menyesuaikan dengan budaya lokal. sebagaimana ungkapan Gus Dur membedakan antara Arabisasi dan Islamisasi. Arabisasi yang dimaksud adalah ketika seseorang hanya menonjolkan simbol-simbol arabisme untuk menunjukan keyakinan teologisnya. Hal ini diperparah dengan meyakini simbol-simbol tersebut sebagai sesuatu yang sangat Islami karena sesuai dengan apa yang dipakai Nabi. Oleh karena sudah merasuk sebegitu akutnya dengan simbolisme tersebut, akhirnya secara tidak terasa arabisasi disamakan dengan Islamisasi.
Selanjutnya Gus Dur memberikan sebuah konsep
tentang pribumisasi Islam bukanlah ‘jawanisasi’ atau sinkretisme, sebab
pribumisasi Islam hanya mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan di dalam
merumuskan hukum-hukum agama. Pemikiran Gus Dur tentang Islam kultural atau
yang disebut sebagai pribumisasi Islam merupakan cara bagaimana mengadaptasi
konsep-konsep ajaran universal Islam dengan nilai-nilai kebudayaan lokal yang
tumbuh dalam masyarakat
Posting Komentar