Tujuan Pendidikan Islam
Memahami Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan Pendidikan Islam salah satu komponen penting
yang perlu dirumuskan. Karena tujuan merupakan cita-cita yang ingin dicapai
dalam sebuah proses pendidikan. Dengan adanya rumusan tujuan pendidikan Islam
akan menjadikan pedoman sebagai penentu arah dalam implementasinya. Berikut
dituliskan beberapa rumusan tujuan pendidikan Islam menurut para tokoh
pendididikan Islam.
Tujuan Pendidikan Islam Menurut Para Tokoh
Mendiskusikan tentang tujuan pendidikan Islam berarti
membicarakan tentang nilai-nilai ideal yang bercorak islami. Tujuan pendidikan
Islam sendiri sebagai bentuk realisasi idealitas islami tersebut. Selanjutnya
di dalam idealitas islami tersebut mengandung nilai perilaku manusia yang
didasari dan dijiwai dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt (Arifin, 2009a).
Menurut Al-Ghazali
tujuan utama pendidikan
Islam itu adalah mendekatkan
diri kepada Allah. Karena menurut pandangan Imam Ghazali bahwa manusia yang paling sempurna adalah
manusia yang selalu mendekatkan diri kepada Allah sehingga akan membahagiakannya hidup di dunia dan
akhirat (Ramayulis, 2015). Pendapat Imam Ghazali tentang tujuan
pendidikan Islam bermuara pada taqarrub kepada Allah. Walaupun
penekanannya lebih kepada keagamaan jika diperluas maka menurut penulis ilmu
agama ataupun ilmu umum jika membuat pemiliknya dekat dengan Allah maka hal
tersebut mencapai titik daripada tujuan pendidikan Islam.
Menurut
Muhammad Athiyah Al-Abrasyi tujuan pendidikan Islam adalah “membantu pembentukan
akhlak yang mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat, menumbuhkan ruh ilmiah (scientific
spirit), merumuskan rasa ingin tahu (curiosity) dan meyiapkan peserta
didik agar dapat menguasai kompetensi tertentu supaya dapat mencari dan
mempergunakan rezeki dengan menjaga sisi rohani dan agamanya. Menurut Ahamd
D. Marimba tujuan akhir pendidikan Islam adalah “terbentuknya kepribadian
muslim”.(Syar’i,
2020).
Menurut Muchsin
dan Wahid Pendidikan Islam bertujuan membentuk kepribadian manusia
supaya mempunyai kepribadian yang menjunjung tinggi spiritualitas dan moralitas
(Muchsin & Wahid, 2009, hlm. 6). M. Natsir menyebutkan bahwa tujuan pendidikan Islam sebenarnya
merealisasikan tujuan hidup Muslim itu sendiri, yaitu penghambaan kepada Allah (Suharto, 2014). Senada
dengan Abu Bakar yang mengatakan bahwa “Tujuan
pendidikan Islam tiada lain adalah
untuk
mewujudkan insan yang berakhlakul
karimah yang senantiasa mengabdikan
dirinya kepada Allah SWT” (Abu Bakar, 2014). hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Quran
Surah Al-Dzâriyât (51) ayat 56:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ )الذاريات/ 51 (
56 :
Terjemahannya: Dan
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.
Hasil Kongres Pendidikan Islam Sedunia di
Islamabad tahun 1980 merumuskan tujuan pendidikan Islam yaitu merealisasikan
cita-cita atau idealitas islami yang mencakup pengembangan kepribadian muslim
yang bersifat menyeluruh, harmonis serta seimbang berdasarkan potensi psikologis
dan fisiologis (jasmaniah), keimanan dan ilmu pengetahuan sehingga terbentuklah
manusia muslim yang paripurna yang berjiwa tawakal secara total kepada Allah
SWT (Arifin, 2009a). Sebagaimana firman Allah dalam Q.S Al-An’Am ayat 162:
قُلْ إِنَّ صَلاتِي
وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ) الانعام/
6 : 162 (
Terjemahannya: Katakanlah,
"Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”.
Ayat di atas menurut Langgulung merupakan cerminan dari tujuan hidup manusia. Menurut
pandangannya bahwa tujuan pendidikan Islam akan
berkaitan dengan tujuan
hidup manusia yang tidak lain adalah untuk mengabdi kepada
Allah.
Sedangkan Quraisy Syihab
berpendapat bahwa tujuan Pendidikan Islam yaitu
membina manusia baik secara pribadi
maupun kelompok untuk
dapat manjalankan peran dan fungsinya
sebagai Abdullah dan Khalifah Allah (A. Yunus, 2015). Sebagai Abdullah
dan khalifah Allah (insan
kamil) yang dimaksud bahwa tujuan
ini tidak hanya mengandung aspek
normatif pada pembetukan
makhluk religius,
tetapi juga mencakup pada pembentukan manusia sebagai makhluk sejarah yang
memiliki kesadaran dalam
konteks sosial yang dihadapkan pada
aspek multikultural, seperti gender, ras,
agama, politik, dan budaya
(Abu Bakar, 2014) . Pada sisi
manusia sebagai makhluk sejarah inilah peran manusia sebagai khalifah di bumi
sebagaimana firman Allah Q.S Al-Baqarah:
وَاِذْ
قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةًۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ
فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَۗ
قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ
Terjemahannya: (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Berkenaan dengan ayat di atas, Arifin berpandangan
bahwa “secara filosofis, sasaran dan tujuan akhir pendidikan Islam berorientasi
kepada nilai-nilai islami yang difokuskan pada tiga aspek hubungan manusia
selaku Khalifah di muka bumi yaitu; 1) Menanamkan
sikap yang seimbang dan selaras dengan Tuhannya, 2) harmonis, selaras,
dan seimbang dengan masyarakatnya, 3) harmonis dan seimbang dengan ciptaan
Allah (alam semesta). Jadi dalam menggali, mengelola, dan memanfaatkan kekayaan
alam semesta bertujuan bukan hanya untuk kepentingan kesejahteraan hidupnya
saja namun untuk orang lain serta bagi kepentingan ubudiah kepada Allah (Arifin, 2009b).
Proses kependidikan yang dilaksanakan berdasarkan nilai-nilai
islami selanjutnya akan membentuk corak kepribadian peserta didik pada masa
dewasanya. sedangkan tujuan pendidikan Islam jika mengacu pada filosofi tugas
dan fungsi manusia secara spesifik bisa dibedakan sebagai berikut:
- Tujuan individual; diorientasikan pada perubahan individu seperti pengetahuan, perilaku, jasmani dan rohani peserta didik untuk mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat melalui proses belajar.
- Tujuan sosial yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat sebagai keseluruhan, yang mencakup tingkah laku individu dalam, perubahan-perubahan dalam kehidupan masyarakat, serta untuk pengalaman dan kemajuan hidupnya.
- Tujuan profesional yang menyangkut pengajaran sebagai ilmu, seni, dan profesi serta sebagai suatu kegiatan dalam masyarakat (Arifin, 2009a).
Ketiga tujuan di atas dicapai secara integral melalui
proses kependidikan, dan tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya agar mampu
mewujudkan manusia paripurna seperti dikehendaki oleh ajaran Islam.
Rumusan tujuan
pendidikan Islam di atas, kita dapat mengetahui perbedaan-perbedaan antara
pendapat satu dengan yang lainnya. Namun, meskipun berbeda-bada dalam rumusan
dari beberapa tokoh pemikir atau ulama Islam tentang tujuan pendidikan Islam, terdapat
satu aspek prinsipal yang sama, bahwa mereka semuanya menghendaki terwujudnya
nilai-nilai islami dalam pribadi anak didik, yaitu keislaman dan ketakwaannya.
Dari rumusan
tujuan pendidikan Islam inilah selanjutnya akan menentukan bagaimana sistem
pendidikan Islam yang diselenggarakan. Jika
kita melihat kompleksnya rumusan tujuan pendidikan Islam tersebut maka sistem
pendidikan yang dikembangkan membutuhkan formulasi yang lebih detail dan
universal. Sehingga muncul pertanyaan seperti apakah sistem pendidikan Islam
yang mewakili dalam mencapai tujuan pendidikan Islam tersebut? Apakah pendididkan
Islam seperti yang diselenggarakan pondok pesantren? Atau apakah seperti Sekolah
Islam (Madrasah) atau Perguruan Tinggi Islam? Atau sistem pendidikan yang lebih
kompleks lagi?
Pertanyaan-pertanyaan
tersebut mungkin membutuhkan pemikiran mendalam tentang pendidikan Islam yang
diselenggarakan, khususnya pendidikan Islam di Indonesia yang saat ini dihadapkan
dengan gelombang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
Wallahu’alam Bishshawab
Posting Komentar