Identifikasi Kompetesi pada Capaian Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka
Cara Identifikasi Kompetesi pada Capaian Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka
Capaian Pembelajaran (CP) adalah kompetensi
pembelajaran yang harus dicapai peserta didik di akhir setiap fase, mulai dari
Fase Pondasi hingga Fase F pada jenjang pendidikan menengah (Kemendikbudristek, 2024). CP inilah yang digunakan guru sebagai landasan dalam menyusun Tujuan
Pembelajaran (TP) pada mata pelajaran masing-masing sesuai dengan fasenya. CP
yang dituangkan dalam peraturan Kemendikbudristek
merupakan komponen tujuan dalam kurikulum. Karena di dalamnya memuat
kompetensi-kompetensi yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran.
Untuk
merumuskan tujuan pembelajaran, maka guru harus memahami terlebih dahulu
kompetensi yang tertuang dalam CP. Maka perlu dilakukan analisis pemetaan
kompetensi agar proses pembelajaran berorientasi pada CP. Dalam tulisan ini
akan diuraikan bagaimana melakukan anlisis kompetensi capaian pembelajaran
dalam kurikulum merdeka.
Langkah-Langkah Identifikasi Kompetensi pada Capaian Pembelajaran
1.
Identifikasi
Kata Kerja Operasional (KKO) di dalam CP
Kata
Kerja Operasional (KKO) merupakan .kata kerja yang menggambarkan tindakan
spesifik yang dapat diukur, diamati, serta dibuktikan. KKO digunakan guru dalam
merumuskan tujuan pembelajaran untuk mengukur pencapaian siswa. Jika mengacu
pada taksonomi bloom, kata kerja operasional dibagi menjadi 3 ranah yaitu
kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan).
Selanjutnya masing-masing ranah tersebut dibagi lagi ke dalam beberapa
tingkatan, misalnya dalam ranah pengetahuan (Cognitif [C]) tingkat capaian yang
paling rendah yaitu C1. Mengingat, contoh KKO: mengenali, C2. Memahami, contoh KKO: menjelaskan, C3. Menerapkan, contoh KKO: melaksanakan C4.
Menganalisis, contoh KKO: menelaah, C5. Mengevaluasi, contoh KKO: mengkritik, C6.
Menciptakan, contoh KKO: membuat. Pada ranah Afektif [A] dimulai dari A1.
Menerima, A2. Merespon, A3. Menghargai, A4. Mengorganisasikan, A5.
Karakterisasi nilai. Sedangkan pada ranah pesikomotorik [P] yaitu P1. Meniru, P2.
Manipulasi, P3. Presisi, P4. Artikulasi, P5. Presisi. Untuk lebih jelasnya bisa
dilihat secara detail KKO menurut Taksonomi bloom edisi revisi disini.
Sebenarnya untuk KKO ini bukan hanya taksonomi bloom
saja, misalnya ada taksonomi SOLO (Structure of the Observed Learning
Outcome), taksonomi Fink, taksonomi Marzano. Namun sepertinya dalam
penggunaan KKO di dalam perumusan tujuan pembelajaran di Indonesia guru lebih
familiar dengan taksonomi bloom tersebut.
2.
Identifikasi
Materi
CP
pada dasarnya memuat tentang kompetensi-kompetensi yang ingin dicapai pada fase
tertentu. Kompetensi digambarkan dalam
bentuk KKO tertentu yang dikaitkan
dengan komponen materi. Jadi dalam identifikasi materi dilakukan setelah
mengetahui KKO serta ranah pencapaian yang diinginkan, selanjutnya guru bisa mengetahui
kompetensi apa yang ingin dicapai pada materi tersebut.
Sebagai contoh
CP PAI pada fase D elemen Fikih yaitu: Peserta didik memahami internalisasi nilai-nilai dalam sujud dan ibadah salat, memahami konsep muʿāmalah, riba, rukhsah, serta mengenal beberapa mazhab fikih, dan ketentuan mengenai ibadah qurban.
No |
Elemen |
Kompetensi
dalam CP |
Materi |
Ranah
Capaian |
||
Kog-nitif |
Afek-tif |
Psiko-motorik |
||||
1 |
Fikih |
Memahami
internalisasi nilai-nilai sujud |
Nilai-nilai
dalam Sujud (Sujud Syukur, Tilawah, Sahwi) |
√ |
√* |
√* |
2 |
Memahami internalisasi nilai-nilai
ibadah shalat |
Nilai-nilai
dalam ibadah shalat |
√ |
√* |
√* |
|
3 |
Memahami
konsep muamalah |
Konsep
muamalah |
√ |
|
|
|
4 |
Memahami konsep riba |
Konsep riba |
√ |
|
|
|
5 |
Memahami konsep rukshah |
Konsep
rukhsah |
√ |
|
|
|
6 |
Mengenal
beberapa mazhab fikih |
Macam-macam
mazhab dalam fikih |
√ |
|
|
|
7 |
Memahami ketentuan ibadah kurban |
Ketentuan ibadah
kurban |
√ |
|
|
*Pengembangan rumusan
tujuan pembelajaran ke dalam ranah afektif dan psikomotorik
Jika melihat pemetaan kompetensi
pada CP tabel di atas, maka diketahui bahwa kompetensi yang ingin dicapai
berdasarkan taksonomi bloom yaitu pada ranah kognitif (pengetahuan). Enam
diantaranya berada pada level C2 yaitu memahami dan satu lagi berada pada level
C1 mengingat dengan KKO mengenal. Setelah mengetahui hasil pemetaan kompetensi
guru bisa merinci kembali ke dalam tujuan pembelajaran. Misalnya siswa mampu
menjelaskan atau menerapkan nilai-nilai sujud. Menjelaskan nilai-nilai dalam
ibadah shalat dan seterusnya. Perlu dicermati bahwa pada fase D (Kelas VII-IX)
dalam capaian internalisasi nilai-nilai dalam ibadah shalat bukan lagi tentang
tata cara shalat, karena tata cara shalat sudah disampaikan pada CP fase
sebelumnya di SD.
Jika kompetensi tersebut ingin
dikembangkan ke ranah afektif dan psikomotorik, maka guru bisa merumuskan
tujuan pembelajaran dengan merubah KKO yang ada. Sebagai contoh aspek sikap
dirumuskan tujuan pembelajaran siswa mampu menampilkan intenalisasi nilai-nilai
sujud dalam kehidupan sehari-hari. Namun untuk pengembangan tujuan pembelajaran
harus memperhatikan juga alokasi waktu yang tersedia agar kompetensi minimal
yang terdapat di dalam CP mampu tercapai sesuai dengan fase perkembangannya.
Pada dasarnya, analisis kompetensi pada CP ini merupakan langkah awal dalam guru merencanakan desain pembelajaran yang akan dilakukan, sehingga materi, metode, dan evaluasi pembelajarannya mengacu pada tujuan yang ditetapkan. Proses analisis ini memang cukup memakan waktu dan pikiran tentunya, kebanyakan pendidik akan lebih senang dengan perangkat yang sudah jadi atau copy paste perangkat dari internet dengan alasan waktu dan sebagainya.
Apabila desain pembelajaran yang direncanakan guru memang hasil searching dari internet, sebenarnya guru masih perlu untuk melakukan adaptasi/modifikasi. Karena desain pembelajaran tersebut belum tentu sesuai dengan keadaan sekolah dimana dia mengajar. Tidak seluruh sekolah dan komponennya memiliki kesamaan seperti dari sisi peserta didik, sarana dan prasarana, pendidik dan lain-lainya. Untuk itu pentingnya memahami kompetensi yang ingin dicapai dan dirumuskan ke dalam tujuan pembelajaran sebagai dasar guru untuk menentukan metode yang tepat serta pengukuran dan penilaian yang akurat agar tidak menyimpang dari CP yang telah dirumuskan.
Posting Komentar