Curiosity dan Belajar Sepanjang Hayat

Daftar Isi

 Curiosity Sebagai Basis Belajar Sepanjang Hayat

Gambar Rasa Ingin Tahu Anak Kecil


Apa itu Curiosity?

Curiosity atau Rasa ingin tahu sebagai salah satu sikap ilmiah yang muncul dalam setiap diri manusia (Zetriuslita, 2016). Ingin mengerti atau tahu tentang sesuatu merupakan kodrat manusia yang selanjutnya memunculkan berbagai pertanyaan, misalnya; apa itu? Mengapa seperti itu? Bagaimana bisa terjadi? Bagaimana mengatasinya? Dan pertanyaan lain-lainya. Pertanyaan tersebut muncul sebagai keinginan untuk mendapatkan informasi atau pengetahuan atau pengalaman baru. Curiosity adalah keinginan menerima informasi dan pengalaman baru sebagai motivasi untuk belajar atau mengeksplorasi sesuatu (Litman, 2008). Beberapa teori melihat curiosity sebagai sesuatu yang dirangsang secara internal namun teori lain berpendapat bawa curiosity sebagai respon eksternal, yaitu timbul ketika ada masalah pada lingkungan, misalnya: keraguan, kebingungan, kontradiksi, atau ketidaksesuaian konseptual dalam  rangsangan atau situasi (Wandasari, dkk, 2021).

 

Belajar Sepanjang Hayat

Curiosity seseorang lambat laun biasanya mengalami penurunan karena berbagai faktor, bisa jadi dari faktor initernalnya (dalam diri seseorang) atau faktor eksternal (di lingkungannya). Maka perlunya untuk dilatih sebagai upaya agar rasa ingin tahu tetap tumbuh dengan baik sampai jangka panjang. Curiosity mampu dijadikan dasar awal seseorang untuk memulai aktifitas belajar. Dalam dunia pendidikan ada istilah life long education (belajar sepanjang hayat) yang sering kita dengar. Dalam Islam konsep tersebut diungkapan dengan kalimat “uthlubul ilma minal mahdi ilaallahdi” yang artinya tuntutlah ilmu dari buaian (bayi) hingga liang lahat (meninggal). Konsep  tersebut difahami bahwa belajar itu tidak dibatasi oleh usia.

Faktanya, fenomena yang terjadi di tengah masyarakat kita bahwa belajar diidentikkan dengan sekolah ataupun kuliah. Sehingga setelah tidak sekolah atau kuliah maka proses belajarnya biasanya juga dihentikan. Padahal ada sebuah ungkapan bahwa setiap tempat adalah sekolah dan setiap orang adalah guru. ungkapan ini sama dengan prinsip bahwa belajar tidak dibatasi pada ruang kelas dan sebagai manusia yang berfikir jangan pernah untuk berhenti belajar. Manusia adalah makhluk yang ingin mencapai suatu kehidupan yang optimal dan terus berusaha untuk meningkatkan kehidupannya melalui peningkatan dan pengembangan pengetahuan, kepribadian, maupun keterampilannya. Maka secara sadar ataupun tidak, selama itulah pembelajaran masih terus berjalan Sariani, dkk,  2023).

Belajar dalam konteks yang luas diartikan bahwa belajar tidak hanya tentang mata pelajaran atau mata kuliah yang dibatasi ruang kelas dan waktu. Tetapi, belajar tentang berbagai hal dalam kehidupan ini yang dapat meningkatkan atau memperbaharui pengetahuan, sikap dan keterampilan. Belajar dalam artian luas sebagai pengalaman hidup manusia dalam berinteraksi dengan Tuhan, interaksi dengan lingkungan alam semesta, sosial, budaya, politik, ekonomi agar manusia mampu memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani dan rohani, duniawi dan ukhrowi.

Jadi pentingnya untuk selalu menumbuhkan keingintahuan, karena biasanya rasa ingin tahu akan menyebabkan tindakan pembelajaran secara mandiri atau terbimbing dengan berbagai media dan sumber yang tersedia baik teknologi ataupun manusia. Terlebih dalam dunia modern saat ini, dimana ketika manusia terbentur suatu masalah praktis bisa langsung searching di internet untuk mencari jawabannya. Pertanyaan-pertanyaan apapun sepertinya jawabannya sudah bisa diakses melalui internet. Namun tetap membutuhkan literasi manusia dan kompetensi teknologi, agar mampu memfilter informasi yang valid/sohih dan reliable.  

 

Bagaimana menumbuhkan Curiosity?

1.        Melatih bertanya tentang Segala Sesuatu

Kemampuan bertanya memerlukkan latihan dan pembiasaan. Melatih bertanya bisa dilakukan dengan melihat tentang apa yang ada di sekitar kita. Terkadang kita perlu mengadopsi pola pikir anak kecil yang memiliki rasa ingin tahu secara alami. Anak kecil selalu bertanya tentang suatu hal yang mereka jumpai, karena mereka tidak takut mengakui bahwa dia tidak tahu. Dengan mengadopsi pola pikir seperti itu dapat membuka wawasan baru dan memicu rasa ingin tahu. Kita bisa memulai mengajukan pertanyaan seperti “apa itu?” “mengapa seperti itu?” Bagaimana jika seperti itu?” dan seterusnya.

2.        Membaca dan Meneliti

Membaca bukanlah pekerjaan yang sulit, tetapi berat dikerjakan, apalagi dilakukan secara continu. Sebenarnya melalui membaca buku, artikel, atau konten yang belum kita ketahui merupakan salah satu cara yang dapat menumbuhkan minat untuk mendapatkan pengetahuan baru. Selain membaca untuk menumbuhkan curiosity, kita bisa melakakan penelitian terhadap hal-hal yang sebelumnya tidak kita ketahui.

3.        Berdiskusi atau sharing dengan orang lain

Ketika berkumpul dengan orang lain kita bisa melakukan diskusi tentang berbagai topik yang dapat membuka perspektif baru. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mempertahankan literasi manusia. Biasanya ketika kita berdiskusi atau ngobrol dengan orang lain dapat memberikan wawasan yang tidak kita pikirkan sebelumnya, sehingga memicu keingintahuan yang lebih besar lagi dengan saling berbagi pengetahuan baru.

4.        Menggunakan Teknologi dan Sumber Daya Online

Selain literasi manusia, manfaatkan internet dapat digunakan untuk mengkaji topik-topik yang menarik minat kita. Melalui internet akan ada banyak sumber daya yang dapat membantu kita menumbuhkan rasa ingin tahu, seperti kursus online, podcast, atau video pembelajaran lainnya, tentunya pembelajaran dalam konteks yang luas.

5.        Berfikir  Terbuka

Ketika memiliki rasa ingin tahu, jangan terlalu mudah dan cepat menyimpulkan atau menilai sesuatu sebelum kita benar-benar memahaminya. Jangan dengan hanya mendengar informasi dari satu arah atau melihat satu potongan tulisan dan vidio lalu kita berani membuat sebuah kesimpulan dan penilaian. Hal tersebut dapat dijadikan pemantik rasa ingin tahu kita dengan melanjutkan membandingkan berbagai sumber  dan pengetahuan lainnya yang belum kita ketahui. dengan pola pikir terbuka akan memungkinkan kita untuk lebih mendalami hal-hal yang tidak familiar, sehingga mampu memperluas rasa ingin tahu kita.

Menumbuhkan curiosity membutuhkan komitmen dan kesabaran secara terus menerus. karena rasa ingin tahu dari salah satu teori yang mengatakan bahwa itu sebagai bagian dari internal manusia. Jadi stimulus dari luar hanya sebagai upaya untuk mendorong atau membangkitkan rasa ingin tahu yang selanjutnya diharapkan akan terjadi sebuah aktifitas belajar manusia yang tarbatas dengan usia (sepanjang hayat)

Posting Komentar