Mengapa Manusia Berdo'a?
Memahami Do'a dan Mengapa Manusia Berdo'a?
Sebagai seorang muslim, do'a merupakan aktifitas yang setiap hari pasti dilakukan. karena Islam dengan detail memberikan tuntunan terkait dengan do'a dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari mau tidur hingga bangun tidur, sebelum dan setelah makan sebelum dan sesudah masuk kamar mandi dan tentunya ketika manusi mendirikan shalat. untuk itu dalam tulisan ini akan menjelaskan tentang apa dan mengapa manusia berdo'a?
Pengertian Do'a dalam Islam
Secara
bahasa do’a berasal dari bahasa Arab دعاء-يدعو-دعا yang
artinya panggilan, mengundang, permintaan, permohonan. Do’a juga diartikan
mengundang, merayu, memelas, mengutarakan serta meminta. Sedangkan secara istilah,
do’a adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan seluruh jiwa dan raga untuk mengungkapkan
suatu permohonan (Jannati & Hamandia, 2022). Ibnu Arabi memandang doa sebagai salah satu bentuk komunikasi
dengan Allah untuk membersihkan dan menghilangkan kemusrikan dalam diri (Komalasari, 2019). Quraish Shihab menjelaskan bahwa do’a adalah permohonan hamba yang
lahir dari lubuk hati yang terdalam disertai dengan ketundukan dan pengagungan
kepada Allah agar memperoleh anugerah pemeliharaan dan pertolongan, baik untuk dirinya ataupun orang lain (Shihab, 2008, hlm. 179).
Do’a
dalam Islam merupakan sebuah ibadah. Karena do’a merupakan salah satu perintah
Allah yang terdapat dalam Alqur’an. Salah satu ayat terkait do’a yaitu surat al-Baqarah ayat 186:
وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌۗ
اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ
وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ
Terjemahannya: “Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu
(Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan
orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi
(perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran”.
(QS. Al-Baqarah: 186).
Selain ayat tersebut, masih terdapat banyak ayat
Alqur’an dan hadits yang memerintahkan agar seorang muslim untuk berdo’a.
Mengapa Manusia Berdo'a?
Manusia
pada hakikatnya merupakan mahkluk yang lemah. Hal ini dapat kita lihat pada
beberapa karakternya pertama sebagai makhluk yang tak berdaya, kedua
tidak pasti, ketiga terbatas, keempat mengandung banyak
kemungkina-kemungkinan. Manusia tidak berdaya dapat dibuktikan dengan
tidak makan/minum. Sekuat-kuat manusia kalau tidak makan/minum sehari maka
tubuh kita akan lemah. Manusia serba tidak pasti dapat dilihat ketika
manusia sudah memiliki rencana yang matang, seringkali pada kenyataanya tidak
sesuai dengan apa yang telah kita rencanakan. Kita tidak bisa menguasai hidup kita sendiri dan
kita tidak bisa mengendalikan diri kita
sendiri, disinilah kita membuthkan Allah (Faiz,
2020, hlm. 134–136).
Ciri ketiga manusia memiliki banyak keterbatasan, sehebat apapun, sepintar apapun kita tetap memiliki keterbatasan dalam banyak hal. Banyak diantara manusia yang hanya memiliki kompetensi dalam satu hal atau beberapa hal, namun banyak bidang lainnya yang tidak dikuasai kompetensinya, disinilah menunjukkan keterbatasan manusi. Karena manusia banyak memiliki keterbatasan maka muncullah ketidakmungkinan yang menjadi ciri kelemahan manusia. Dan ternyata kita harus menyadari bahwa ternyata kita tidak bisa berbuat apa-apa tanpa bantuan dari Allah. Ketidakberdayaan, keterbatasan, ketidakpastian, dan ketidakmungkinan membutuhkan jalan untuk mengatasinya, yaitu kita harus memohon kepada-Nya yang menguasai segalanya (Do’a).
Variabel do’a: Akidah, Pernyataan dan muhasabah
Ketika
manusia berdoa maka terdapat tiga variabel yang menyertainya yaitu (Faiz,
2020, hlm. 137–238):
- Akidah: di dalam do’a terdapat pernyataan keimanan, dimana kita mengakui bahwa Allah sebagai tempat meminta, Allah sebagai yang disembah dan yang Maha Kuasa. Artinya manusia secara langsung menegaskan sebagai makhluk yang mengakui adanya Allah sebagai tempat sandaran atau tempat bergantung sehingga memohon atau meminta kepada-Nya.
- Pernyataan kelemahan; ketika kita berdo’a berarti kita meminta atau memohon sesuatu kepada Allah. Disitulah terdapat sebuah pengakuan bahwa levelnya sebagai hamba yang lemah, tidak berdaya, dan banyak keterbatasan sehingga meminta kepada yang lebih kuasa yaitu Allah.
- Muhasabah; berdo’a secara otomatis membuat manusia untuk instropoksi diri, karena dengan do’a seyogyanya kita sadar bahwa hanya seorang hamba, seorang makhluk yang lemah, sehingga mampu meredam sifat keangkuhan kita.
Jadi sebagai muslim kita mengetahui bahwa do’a merupakan salah satu
ibadah yang secara jelas diperintahkan oleh Allah. Disisi lain kita harus sadar
bahwa manusia banyak memiliki keterbatasan, kelemahan dan ketidakberdayaan
dalam banyak hal sehingga membutuhkan yang Maha Kuasa (Allah).
Posting Komentar