Konsep Fitrah Manusia

Daftar Isi

Mengenal Fitrah Manusia


kita sering mendengar istilah fitrah dalam kehidupan agama, dan setiap dalam diri manusia terdapat fitrah tersebut. Fitrah, secara bahasa berasal dari kata  faṭara-yafṭuru-faṭran yang berarti memegang dengan erat, memecah, atau membelah. Quraish Shihab dalam Wawasan Al-Quran mendefinisikan fitrah dengan suatu sistem yang Allah wujudkan untuk makhluk-Nya. Dan bagi manusia, fitrahnya berkaitan dengan jasad dan roh. Quraish Shihab menambahkan bahwa fitrah juga bisa diartikan penciptaan. Dengan mencontohkan ayat alqur’an,  fāṭir as-samāwāt wa al-arḍ (QS. asy-Syūrā[42]: 11). Artinya, (Allah) Pencipta langit dan bumi. Selain itu, fitrah memiliki kemiripan dengan kata ṭaba’a atau ṭabi’ah yang memiliki arti kecenderungan alami (bawaan) sejak dari lahir.

Pengertian yang sederhana istilah fitrah sering dimaknai suci dan potensi. Menurut hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abbas, fitrah adalah awal mula penciptaan manusia. Sebab lafadz fitrah tidak pernah dikemukakan oleh al-Quran dalam konteksnya selain dengan manusia. Istilah fitrah lazimnya untuk manusia, naluri lazimnya untuk hewan, dan watak lazimnya untuk benda. Salah satu ayat alqur’an yang berkaitan dengan fitrah manusia terdapat dalam QS Arrum:30

فَاَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًاۗ فِطْرَتَ اللّٰهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَاۗ لَا تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللّٰهِۗ ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُۙ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَۙ

Terjemahannya: “Maka, hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam sesuai) fitrah (dari) Allah yang telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah (tersebut). Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.

Dari ayat tersebut para mufasir memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam konsep fitrah manusia:

  • Al-Qurthubi ketika menafsirkan ayat tersebut mengatakan, bahwa fitrah bermakna kesucian, yaitu kesucian jiwa dan rohani.
  • Ibnu Katsir mengartikan fitrah dengan mengakui ke-Esa-an Allah atau tauhid. Menurutnya, manusia sejak lahir membawa ketauhidan atau setidaknya selalu berusaha mencapai pentauhidan terhadap Tuhannya.
  •  al-Thabari mengatakan bahwa makna fitrah adalah murni atau al-ikhlas
  • al-Maraghi mengatakan bahwa fitrah mengandung arti kecenderungan untuk menerima kebenaran. Sebab secara fitri, manusia cenderung dan berusaha mencari serta menerima kebenaran walaupun hanya bersemayam dalam hati kecilnya (sanubari). Adakalanya manusia telah menemukan kebenaran, namun karena faktor eksogen yang mempengaruhinya, maka manusia berpaling dari kebenaran yang diperoleh.
  • Menurut Quraish shihab fitrah dalam konteks manusia ada 1) Kejadian, Kejadian sejak semula atau bawaan lahir misalnya manusia berjalan dengan kaki, berfikir dengan otak, melihat dengan mata, mendengar dengan telinga, dan lain-lain. Jadi mengikuti fitrah harus memperhatikan objek dan alat yang harus digunakan, misalnya dalam iman Allah menganugrahkan kita menggunakan hati bukan menggunakan akal. 2) Kesucian, yang terdiri dari benar (menciptakan ilmu), indah (mengekspresikan dan merasakan yang indah) baik (menampilkan yang baik/akhlak). Dari ketiga fitrah tersebut jika digabung akan mengantarkan menjadi ilmuwan, budiman, dan seniman. 3) Beragama yang benar, Seorang yang kembali kepada Fitrahnya mendambakan kedamaian untuk dirinya dan orang lain. Pada akhirnya mengenal sifat-sifat Tuhan dan mencontohnya sesuai kadar kemampuan manusia.

Berdasarkan beberapa pengertian tentang konsep fitrah sebagaimana tersebut di atas, maka secara umum makna fitrah bermacam-macam, di antaranya adalah: fitrah dalam artian kejadian awal, bentuk awal, kemampuan dasar, potensi dasar, suci, agama, ciptaan, dan perangai. Fitrah hanya diperuntukkan bagi manusia. Sedangkan bagi binatang fitrah sama dengan naluri atau tabi'at. Tinggal bagaimana manusia mengggunakan potensi yang diberikan Allah sejak asal kejadian sehingga mampu menghiasi kehidupannya dengan kesucian (benar, indah, dan baik).

Posting Komentar