Cara Allah Mengabulkan Do’a
Mengapa Do'a Saya Belum dikabulkan?
Manusia
dengan berbagai masalah dan kebutuhan atau keinginannya seringkali melibatkan
Allah sebagai tempat sandaran dengan bermunajat kepada-Nya. Dan seringkali
ketika berdo’a belum terkabulkan mulai putus asa lalu menghentikan do’anya.
Dalam Islam Allah sendiri berfirman menyuruh manusia untuk berdo’a dan Allah
akan mengabulkan, Q.S Ghafir ayat 60:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ
لَكُمْۗ اِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ
جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ
Terjemahannya:
Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu
(apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri
tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina
dina.”
Menurut
Ibnu Abbas, aḍ-ahhak, dan Mujahid mengartikan ayat 60 pada Surat Ghafir “Tuhan kamu berfirman,
‘Beribadahlah kepada-Ku, niscaya Aku akan membalasnya dengan pahala’.” Menurut
mereka, di dalam Alqur’an, perkataan do’a bisa pula diartikan dengan ibadah (Qur’an
NU Online, 2024). Maka ketika do’a diartikan sebagai ibadah maka Allah
pasti akan mengabulkan (membalasnya) dengan pahala. Berbeda dengan Prof. Quraish
Shihab menurutnya perspektif sementara ulama berpendapat bahwa do’a akan
dikabulkan dengan tiga cara:
- Dikabulkan sesuai dengan permintaannya.
- Dikabulkan dengan menggantinya dengan sesuatu yang lain yang lebih bermanfaat bagi si pemohon.
- Ditangguhkan pada hari kemudian, untuk diberi ganjarannya (Shihab, 2008, hlm. 284)
Pendapat di atas seperti
sabda Nabi Muhammad Saw “Tidaklah seorang muslim berdoa kepada Allah ‘Azza
wa Jalla dengan suatu do’a yang tidak mengandung dosa dan memutuskan
silaturrahmi kecuali Allah akan memberikan 3 kemungkinan: ‘Bisa jadi Allah
segerakan terkabulnya doa tersebut, atau Allah simpan baginya pahala di
akhirat, atau Allah palingkan (selamatkan) ia dari keburukan
(bencana/marabahaya) yang semisalnya. Para Sahabat berkata : ‘Kalau begitu kami akan memperbanyak
doa’. Rasul berkata: Allah akan lebih banyak lagi (mengabulkan doa)”(H.R Ahmad).
(Setyaningsih, 2021)
Hampir sama dengan pendapat Shihab, Imam Al-Baijuri di dalam
kitabnya Tuhfatul Murȋd ‘alȃ Jauharatit Tauhȋd mengungkapkan bahwa
dikabulkannya doa itu bisa dengan berbagai macam cara.
- Ada kemungkinan doa dikabulkan oleh Allah sesuai dengan permintaan dalam waktu segera. Hal ini bisa saja terjadi pada kita ketika memohon sesuatu kepada Allah maka dalam waktu dekat permintaan kita dikabulkan oleh Allah.
- Ada kemungkinan doa dikabulkan oleh Allah sesuai dengan permintaan namun tidak dalam waktu segera. Bisa diilustrasikan seperti seorang anak kecil yang meminta dibelikan sepeda motor oleh orang tuanya yang mampu. Namun orang tuanya menangguhkan sampai menunggu sang anak dewasa karena menghindari bahaya bagi seorang anak yang masih kecil untuk mengendarai sepeda motor. Contoh lain seperti seorang anak yang meminta makanan kepada orang tuanya dengan kondisi tangan kotor karena habis bermain. Maka orang tua belum memberikan makanan tersebut karena tangan sang anak masiih kotor, jika diberikan bisa saja berdampak negatif pada kesehatan anak. Makanan tersebut akan diberikan sampai tangan sang anak bersih. Jadi waktu pengabulan do’a oleh Allah juga mempertimbangkan waktu yang tepat untuk hamba-Nya.
- Ada kemungkinan doa dikabulkan oleh Allah tapi dalam bentuk yang lain, tidak sesuai dengan permintaan (Muttaqin, 2020). Contohnya ketika seseorang berdo’a agar lulus dalam seleksi beasiswa dalam pendidikan. Ketika pengumuman dikeluarkan ternyata hasilnya tidak lulus. Beberapa bulan berikutnya ternyata orang tersebut malah diterima bekerja pada perusahaan besar dan bisa membiayai pendidikan sendiri sekaligus keluarganya. Contoh lain ketika seseorang melamar pekerjaan di kantor A, ternyata belum diterima dikantor tersebut. Kemudian merasa sedih dan gelisah, dan ternyata bulan depannya mungkin diterima kerja dikantor B yang lebih besar lagi dan baik.
Ketika kita gagal dan merasa do’a kita tidak atau belum dikabulkan, lalu janganlah kita berputus asa, bisa jadi dikemudian hari baru sadar dan
mensyukuri kalau Allah memberikan yang lebih baik dalam pengabulan do’an dengan
bentuk yang berbeda. Sebagaimana menurut Fahruddin Faiz bahwa terkabulnya do’a
tidak selalu sesuai dengan yang kita inginkan serta dalam mengabulkan do’a Allah tidak hanya
mengabulkan apa yang kita minta, tetapi memberikan waktu yang tepat bagi
kita.
Jika do’a kita
belum dikabulkan dalam waktu segera atau waktu tidak segera, atau tidak
diganti dengan yang lain, maka kita masih bisa tetap yakin dan husnudzon
bahwa do’a itu adalah ibadah yang pasti
Allah kabulkan (dibalas dengan pahala)
diakhirat kelak. Disisi lain menurut
Faiz ketika do’a belum terkabulkan, maka kita juga perlu intropeksi diri mengapa do’a kita belum
dikabulkan. Bisa jadi disebabkan ada hak orang lain yang kita pegang secara
tidak sah, atau masih punya kesalahan kepada orang lain yang masih menjadi ganjalannya sehingga
menghalangi terkabulnya do’a (Faiz, 2020, hlm. 166).
Wallaahu a’lam Bishshawaab.
Posting Komentar